BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 29 Oktober 2009

10 Amfibi BARU DI COLOMBIA ?

Sebanyak 10 amfibi spesies baru, termasuk katak kulit berduri dan 3 varietas katak kulit transparan, telah ditemukan di kawasan pegunungan Kolombia. Spesies-spesies baru ini ditemukan belum lama saat ekspedisi yang dipimpin oleh herpetologis dari Konservasi Internasional dan Ahli Ornitologi dari Ecotropico Foundation di pegunungan Kolombia daerah Tacarcuna Darien, bersebelahan dengan Panama.

Selama 3 minggu, para ilmuwan mengidentifikasi sekitar 60 spesies amfibi, 20 reptil, dan hampir 120 spesies burung yang hampir sebagiannya sudah jarang ditemukan.

Dari 60 amfibi yang sudah didokumentasikan, spesies baru yang terdiri dari 3 kelas katak, yaitu Nymphargus, Cochranella, dan Centrolene. Tiga katak panah beracun dari famili Dendrobatidae (genus Colostethus, Ranitomeya, dan Anomaloglossus); satu katak dari jenis Atelopus, dua spesies katak hujan dari genus Pristimantis dan satu salamander dari jenis Bolitoglossa.

Kolombia memegang salah satu komunitas amfibi paling beragam di dunia, dengan 754 spesies yang sudah tercatat. Amfibi dianggap penting sebagai indikator dalam kesehatan ekosistem karena berpori, dan penyerap kulitnya sangat rentan terhadap polusi dan perubahan iklim. Banyak katak dan spesies amfibi di dunia telah mati dalam beberapa tahun terakhir karena jamur mematikan yang menyerang kulit mereka dan menyebar cepat antara wilayah.

"Tanpa diragukan lagi, daerah ini adalah 'bahtera Nuh' yang sebenarnya," kata Jose Vicente Rodriguez-Mahecha, direktur ilmiah Konservasi Internasional Kolombia. "Tingginya angka spesies amfibi baru menandakan adanya harapan, meski ada ancaman serius terhadap kepunahan hewan ini yang dihadapi di sejumlah daerah di negara dan dunia."

Ekspedisi ini juga mencatat kehadiran mamalia besar seperti tapir baird (Tapirus bairdii), yang berhubungan dekat dengan kuda dan badak dan terdaftar pada IUCN sebagai terancam punah di Kolombia.

Ahli biologi juga menemukan empat spesies monyet, termasuk monyet laba-laba Geoffroy (Ateles geoffroyi), monyet Geoffroy tamarin (Saguinus geoffroyi), kera capuchin berleher putih atau capuchin berkepala putih Gorgona (Cebus capucinus), dan monyet bermantel lebat (Alouatta palliate). Populasi dari peccary bermulut putih (Tayassu pecari) mirip babi berbulu juga ditemukan.

Penemuan lain yang mengejutkan adalah kehadiran spesies di Amerika Tengah yang tercatat pertama kali di area utara Amerika Selatan, termasuk salamander (Bolitoglossa taylori), katak hujan (Pristimantis pirrensis), kadal kecil (Ptychoglossus myersi), dan ular yang belum teridentifikasi.


SELAIN TAHUN 2007 YANG MUCULNYA 24 SPICIES KATAK BARU DI SURINAME SEKARANG HADIR KEMBALI 10 SEPECIES BARU.SEMOGA INI AWAL KITA MENYADARI POTENSI ALAM

Selasa, 27 Oktober 2009

MOBI TENAGA SURYA

MOBIL TENAGA SURYA IN JAPAN


Gambar
Prius Forest di Tsutsumi Plant (ddn)
Nagoya - Produsen motor besar Jepang, Toyota Motor Company, berusaha untuk mendekatkan diri dengan lingkungannya. Usaha itu dimulai dengan menghijaukan pabrik-pabrik mereka yang berada di Jepang.

Salah satunya adalah pabrik Tsutsumi di Nagoya. Meski kota ini terkenal dengan kota industri, Toyota berupaya menghijaukan pabrik ini sejak 2008, bahkan 2006 lalu melalui serangkaian program suistanable plant activities- nya.

Di pabrik yang luasnya lebih dari 1.000 meter persegi ini, hampir 50 persennya kini makin bersahabat dengan lingkungan.

Antara lain dengan penggunaan panel sel surya di atap pabrik yang bisa mengeluarkan daya listrik hingga 2.000 kilowatt, kalau dikonversi ini setara dengan listrik untuk 500 rumah tangga.

"Penggunaan sel surya ini bisa mengurangi emisi karbon dioksida hingga 740 ton per tahunnya," ujar Assistant Manager Engineering Service Department Tsutsumi Plant Administrative Division Tomio Sakimura ketika ditemui wartawan dari Indonesia di pabrik Tsutsumi, Nagoya, Jepang, Senin (19/10/2009).

"Kami merupakan pemakai solar panel terbesar di industri otomotif," ujar General Manager of Tsutsumi Plant Administration Div. TMC Hidenori Nagai di tempat yang sama.

Selain penggunaan panel sel surya di atap pabrik, dinding pabrik juga menggunakan cat khusus yang bisa membersihkan udara seperti halnya pepohonan.

Teknologi yang dinamakan photocatalitic paint ini bisa membersihkan udara, sekaligus membersihkan debu dari dinding, dan kemampuannya membersihkan udara hampir sama dengan 2.000 pohon.

Direktur Marketing PT Toyota-Astra Motor Joko Trisanyoto juga sempat terkejut melihat perubahan pabrik Tsutsumi. "Tahun 2008 dulu belum sehijau ini," ujarnya.

Di pabrik yang hijau ini lah, Toyota memproduksi salah satu mobil yang laris di Jepang yang juga ramah lingkungan yakni Toyota Prius. Selain Toyota Prius, mobil yang diproduksi di sini adalah Camry, Premio dan Arion (khusus untuk pasar Jepang) serta mobil sedan Scion tC (untuk pasar Amerika).

Produksi mobil Prius dari salah satu pabrik utama di Jepang ini terus meningkat sejak 2004 lalu, dan pada tahun 2008 lalu, produksinya sudah mencapai 1,8 juta mobil.



wedeeeh bayang kan INDONESIA BISA MENGIMPOR MOBIL KEREN INI PASTI KITA NGAK BAKAL BIKIN BUMI KEPANASAN .KATANYA TAHUN 2050 JADI NGETRENNYA MOBI TENAGA SURYA DI HAYAAK UMUM.